Akan Berakhir Bukan Sudah Berakhir






Sebenarnya penantian ini belum cukup panjang bagiku. Apalagi dengan pengorbanan yang belum sepenuhnya ku lakukan. Tapi kurasa, ini saatnya aku mengakhiri semuanya. Lagipula percuma saja menunggu lama jika akhirnya sudah jelas akan seperti apa. Betapa lemahnya aku, mudah putus asa sebelum melihat garis finish. Kamu yang begitu mencintai dia, dan dia yang mengerti kehadiranmu, apakah tidak bisa seperti itu padaku? Maaf kalau selama ini kamu begitu risih dengan kedatanganku. Aku hanya mencoba untuk menjadi yang terbaik dimatamu, tapi kurasa aku salah. Kini dengan berjuta harapan yang sudah mulai pupus aku mencoba pergi...pergi dengan begitu rasa kecewa. Rasa kegagalan yang sebelumnya pernah terpikir.

Pada kenyataannya, melakukan tidak semudah mengucapkan. Dengan mudahnya aku bilang aku pergi. Bohong. Kenyataannya aku tetap memikirkanmu. Mencari cahaya yang mungkin muncul disudut sana. Mencari cara bagaimana agar kamu menyadarinya. Menyadari bahwa sejauh ini aku begitu berharap padamu. Harapan yang dulu begitu mustahil. Ketika perlahan kamu hadir seperti menjawab harapan itu, kenapa tiba-tiba dia datang? Entahlah... sekalipun aku mencari banyak cara untuk mendapatkanmu, sepertinya tidak mudah mengganti perempuan yang selalu ada dipikiranmu. Dia yang begitu mempesona bukan tidak mungkin bisa kau cintai.

Sepertinya perlahan kamu mulai tahu kenyataannya. Kalau begitu bukankah tidak ada lagi yang perlu di sembunyikan? Bukankah percuma, hanya terlihat bagai orang bodoh.

Ya biarkan saja teka-teki ini berakhir dengan sendirinya. Saat sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan. Tapi satu yang aku ingin, menuju cerita akhir, aku ingin kita bersikap seperti biasa. Seperti teman pada umumnya. Karena aku ingin jika mengetahui kalian bersama, kita tetap bisa berkomunikasi. Komunikasi yang mungkin perlahan akan hilang. 


" menunggu bukanlah keahlianku, tapi menyatakan aku tak sanggup"
-anna 

2 komentar: